BAB
III
MEDIA
3.1.
Tujuan
Percobaan
-
Mengetahui
teknik-teknik pembuatan media.
- Mengetahui jenis-jenis media yang dibuat.
3.2.
Tinjauan
Pustaka
Medium
ialah suatu bahan yang teridri atas
campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikrobia. Selain menumbuhkan
mikrobia, medium dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikrobia.[1]
Media harus mengandung unsur-unsur
yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O,
N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelika atau trace element.
Trace element adalah unsur yang
diperlukan dalam jumlah sangat kecil.[]
a. Sumber karbon dan energi yang dapat
diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad
heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat,
lemak, protein dan asam organik.
b. Sumber nitrogen mencakup asam amino,
protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan
sumber N anorganik seperti urea.
c. Vitamin-vitamin.[3]
Medium dapat
diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi dan fungsinya.
1. Klasifikasi
Medium berdasar susunan kimia
- Medium
anorganik yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.
- Medium
organik yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.
- Medium
sintetik yaitu medium yang susunan kimianya dapat diketahui dengan pasti,
medium ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikrobia.
- Medium
non sintetik yaitu medium yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan
pasti, medium ini banyak digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikrobia.
2. Klasifikasi
medium berdasarkan konsistensinya
- Medium
cair (liquid medium) yaitu medium
yang berbentuk air
- Medium
padat (solid medium) yaitu medium
yang berbentuk padat, medium ini dapat berupa medium organik (alamiah) misalnya
medium wortel, medium kentang dan lain-lain atau medium anorganik misalnya
silikagel
- Medium
padat yang dapat dicairkan (semi solid
medium) yaitu medium yang dalam keadaan panas (dipanasi) berbentuk cairan
tetapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, sabab medium ini mengandung
agar-agar atau galatin. Berdasar atas keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring.
3. Klasifikasi
Medium berdasar fungsinya
- Medium
diperkaya (enriched medium) yaitu
medium yang ditambah zat-zat tertentu misalnya (serum, darah, ekstrak tumbuh-tumbuhan dan lain-lainn), sehingga
dapat digunakan untuk menumbuhkan mikrobia heterotrof tertentu.
- Medium
selektif (selektive medium) yaitu medium yang ditambah zat kimia tertentu yang
bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikrobia lain, misalnya medium
yang mengandung kristal vioet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan
bakteri gram positif tanpa mempengaruhi bakteri gram negatif.
- Medium
diferensial (differential medium)
yaitu medium yang ditambah reagensia atau zat kimia tertentu yang menyebabkan
suatu mikrobia membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga
dapat untuk membedakan tipe-tipenya (misalnya medium darah agar dapat dipakai
untuk membedakan bakteri himolitik dan non himolitik).
- Medium
penguji (assay medium ) yaitu medium dengan susunan tertentu yang di
gunakan untuk penguji vitamin-vitamin, asam-asam amino, antibiotik
dan lain-lain.
- Medium
untuk perhitungan jumlah mikrobia yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikrobia dalam suatu bahan misalnya medium untuk menghitung
jumlah bakteri aktinomisetes dan lain-lain.
- Medium
khusus yaitu medium untuk menentukan tipe pertumbuhan dan mikrobia dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.
Untuk membuat medium
yang tersusun atas beberapa bahan dapat dilakukan cara berikut:
1. Mencampur
bahan-bahan
Garam–garam dan bahan-bahan lain
dilarutkan dalam aquades kemudian dipanaskan dalam pemanas air agar larutannya
homogen.
2. Menyaring
medium
Beberapa jenis medium kadang-kadang perlu
disaring, sebagai penyaring dapat digunakan kertas filter, kapas atau kain.
Untuk medium agar atau gelatin penyaringannya dilakukan sewaktu medium panas.
3. Menentukan
dan mengatur pH
Penentuan pH suatu medium cair dapat
dilakukan menggunakan kertas indikator universal ataupun pH meter. pH diatur
sesuai dengan yang diharapkan.
4. Memasukkan
medium ke dalam tempat tertentu
Sebelum diseterilkan medium dimasukkan
kedalam tabung steril atau tempat-tempat lain yang steril kemudian ditutup
kapas dan bagian kapasnya dibungkus kertas sampul (kertas perkamen) agar tidak
basah sewaktu disterilkan.
5. Sterilisasi
medium
Sterilisasi tergantung macam mediumnya umumnya dilakukan
sterilisasi secara
basah.[1]
Terdapat
berbagai macam medium untuk menumbuhkan mikroorganisme. Mikroorganisme dapat
tumbuh sesuai dengan medium yang digunakan. Berikut adalah berbagai medium yang
sering digunakan:
1.
Nutrien Agar
(NA)
Nutrien
agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum
digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage,
produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji
bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Pada pembuatan
medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung
banyak N2. Agar yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan
medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA yang juga berperan
sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba. Agar dilarutkan dengan komposisi
lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian
siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
2.
Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA
digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga
digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk
makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri
dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang
dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Serbuk
PDA berwarna kuning karena merupakan ekstrak kentang yang pada dasarnya
berwarna kuning.Serbuk dicampur dan dipanaskan serta aduk. Didihkan selama 1
menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C
selama 15 menit. Setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna
kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Dinginkan hingga suhu 40-45°C
dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6 + 0,2.Setelah didinginkan,
medium dapat ditanami bakteri.[4]
Beberapa cara untuk mensterilkan medium:
a. Dalam
abad 18 orang mensterilkan medium cukup dengan mendidihkan medium tersebut
selama bebrapa jam. Dengan jalan ini maka matilah semua benih kehidupan.
b. Tyndallisasi,
metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap untuk bebrapa menit saja.
Sehabis didiamkan satu hari selama itu spora-spora sempat tumbuh menjadi
menjadi bakteri vegetatife maka medium tersebut didihkan lagi selama beebrapa
menit. Akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut didihkan sekali lagi. Dengan
jalan demikian ini diperoleh medium yang steril, dan lagi pula zat-zat organik
yang terkandung di dalamnya tidak mengalami banyak perubahan seperti
halnya pada (a).
c. Dengan
autoklaf, yaitu alat serupa tangki
minyak yang dapat diisi dengan uap. Medium yang akan disterilkan ditempatkan di
dalam autoklaf ini selama 15 sampai 20 menit hal ini bergantung kepada banyak
sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan akan itu
lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul
dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoklaf ditutup rapat, baru lah
kran pada pipa uap dibuka, dan
temperatur akan terus menerus naik sampai 121°C. Biasanya autoklaf sudah diatur
demikian rupa, hinggapada suhu tersebut, tekanan ada sbesar 15 lbs (pounds) perinch persegi yang berarti
1 atmosfer per 1 cm². Perhitungan waktu 15 atau 20 menit itu mulai semenjak
thermometer pada autoklaf menunjuk 121°C. Setelah cukup waktu, maka kran uap ditutup dan dengan demikian akan kita saksikan bahwa suhu
mulai turun sedikit demi sedikit, demikian pula thermometer.[2]
3.3.
Alat dan Bahan
A. Alat - alat yang digunakan :
-
autoklaf
- batang
pengaduk
-
beakerglass
- isolasi
- kertas saring
- kompor listrik
- mortar
- pipet tetes
-
plastik
-
stanper
-
termometer
|
B. Bahan - bahan yang digunakan :
- agar-agar
- aquadest
- daging
- indikator BTB
- laktosa
- NaCl
- toge
- sukrosa
|
3.4. Prosedur Percobaan
A. Kaldu nutrisi
-
menimbang
NaCl sebanyak 5 gram
-
menimbang daging sebanyak 30 gram, lalu
menumbuk hingga halus
-
mencampur NaCl dan daging kemudian
melarutkannya ke dalam aquadest
sebanyak 600
ml dalam beakerglass
-
memanaskan
sampai mendidih kemudian menyaringnya
-
menurunkan
suhunya sampai 50 ºC
-
mengatur
pH media sampai 7
-
menutup
beakerglass dengan plastik kemudian
mensterilkannya ke dalam
-
autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 ºC
-
setelah
mensterilisasikan menunggu media sampai agak dingin kemudian
menyimpannya di dalam lemari es.
B. Nutrisi agar
-
menimbang
daging sebanyak 30 gram, lalu menumbuk hingga halus Nutrisi
agar
-
mencampur daging dan agar-agar (1 bungkus)
kemudian melarutkannya ke dalam aquadest
sebanyak 600 ml dalam beakerglass
-
memanaskan
sampai mendidih kemudian menyaringnya
-
menurunkan
suhunya sampai 50 ºC
-
mengatur
pH media sampai 7
-
menutup
beakerglass dengan plastik kemudian
mensterilkannya ke dalam
-
autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 ºC
-
setelah
mensterilisasikan menunggu media sampai agak dingin kemudian
menyimpannya di dalam lemari es.
C. Toge agar
-
menimbang
sukrosa sebanyak 60 gram
-
menimbang toge sebanyak 100 gram, lalu
menumbuk kasar
-
mencampur toge, sukrosa dan agr-agar (1
bungkus) kemudian melarutkannya
ke dalam aquadest sebanyak 600 ml dalam beakerglass
-
memanaskan
sampai mendidih kemudian menyaringnya
-
menurunkan
suhunya sampai 50 ºC
-
mengatur
pH media sampai 7
-
menutup
beakerglass dengan plastik kemudian
mensterilkannya ke dalam
-
autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 ºC
-
setelah
mensterilisasikan menunggu media sampai agak dingin kemudian
menyimpannya di dalam lemari es.
D. KFL(Kaldu Fermentasi Laktosa)
-
menimbang
laktosa sebanyak 5 gram
-
menimbang daging sebanyak 30 gram, lalu
menumbuk hingga halus
-
mencampur daging dan laktosa kemudian
melarutkannya ke dalam aquadest
sebanyak 600
ml dalam beakerglass
-
memanaskan
sampai mendidih kemudian menyaringnya
-
menambahkan
indikator BTB sebanyak 1 tetes dan menghomogenkannya
-
menurunkan
suhunya sampai 50 ºC
-
mengatur
pH media sampai 7
-
menutup
beakerglass dengan plastik kemudian
mensterilkannya ke dalam
-
autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 ºC
-
setelah
mensterilisasikan menunggu media sampai agak dingin kemudian
menyimpannya di dalam lemari es.
3.5. Data pengamatan
Tabel 3.5.1. Data Pengamatan Media
No
|
Jenis
Media
|
Pengamatan
|
1.
|
Kaldu Nutrisi
|
Bahan dasar
- 5 gram :
NaCl
- 30 gram :
daging
- 600 mL : aquadest
Keadaan setelah dicampur : berwarna merah
pudar
Keadaan setelah pemanasan :
keruh
Keadaan setelah di saring : bening
Keadaan setelah
disterilkan : bening,jernih
|
2.
|
Nutrisi Agar
|
Bahan dasar
- 30 gram : daging
- 1 bungkus : agar-agar
- 600 mL : aquadest
Keadaan setelah dicampur : keruh
Keadaan setelah pemanasan : keruh kecoklatan
Keadaan setelah di saring : keruh
Keadaan setelah disterilkan : kuning keruh
|
3.
|
Toge
Agar
|
Bahan dasar
- 60 gram : sukrosa
- 100 gram : toge
- 1 bungkus : agar - agar
- 600 mL :
aquadest
Keadaan setelah dicampur : bening kekuningan
Keadaan setelah pemanasan :
keruh
Keadaan setelah di saring : keruh
kehijauan
Keadaan setelah disterilkan : coklat keruh
|
4.
|
KFL
|
Bahan dasar
- 5 gram : laktosa
- 30 gram : daging
- 600 mL : aquadest
- 1 tetes Indikator : BTB
Keadaan setelah dicampur : bening
Keadaan setelah pemanasan : bening
Keadaan setelah di saring : kuning
keruh
Keadaan setelah disterilkan : jernih
|
3.6. Pembahasan
-
Kaldu
nutrisi berbahan NaCl sebanyak 5
gram daging sebanyak
30 gram, lalu
ditumbuk hingga
halus, kemudian dilarutkan ke dalam aquadest
hingga 600ml dalam. Didapatkan data pengamatan setelah dicampur keadaan menjadi berwarna
merah pudar. Dipanaskan sampai
mendidih. Didapatkan data pengamatan setelah dipanaskan berwarna
keruh. Kemudian menyaringnya.
Didapatkan data pengamatan setelah disaring berwana bening. Menurunkan suhunya sampai 50 ºC. Mengatur pH media sampai 7. Menutup beakerglass dengan plastik kemudian mensterilkannya ke dalam Autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 ºC. Dan
Didapatkan data pengamatan setelah disterilkan berwana bening, jernih. Dari
hasil kaldu nutrisi berbentuk larutan sehingga kaldu nutrisi termasuk media
cair
-
Nutrisi agar berbahan daging sebanyak 30
gram, lalu menumbuk hingga halus
daging dan
agar-agar (1 bungkus) kemudian dilarutkan ke dalam aquadest
hingga 600 ml. Didapatkan data pengamatan setelah dicampur
berwarna keruh. Memanaskan sampai
mendidih. Didapatkan data pengamatan setelah pemanasan berwarna keruh
kecoklatan. Kemudian menyaringnya. Didapatkan data pengamatan setelah disaring
berwarna keruh. Menurunkan suhunya
sampai 50 ºC. Mengatur pH
media sampai 7. Menutup beakerglass dengan plastik kemudian
mensterilkannya ke dalam Autoklaf selama
20 menit pada suhu 121 ºC. Didapatkan data pengamatan setelah di
streilkan berwarna kuning keruh. Dari
hasil nutrisi agar berbentuk semi padat sehingga nutrisi agar termasuk media
semi padat
-
Toge
agar berbahan sukrosa
sebanyak 60 gram. Menimbang toge sebanyak 100
gram, lalu
menumbuk kasar-kasar. Mencampur toge, sukrosa dan agar - agar (1 bungkus)
kemudian dilarutkann ke dalam aquadest hingga 600 ml. Didapatkan data
pengamatan setelah dicampur berwana bening kekuningan. Memanaskan sampai
mendidih. Didapatkan data pengamatan setelah pemanasan berwarna keruh. Kemudian
menyaringnya. Didapatkan data pengamatan
setelah disaring berwarna keruh kehijauan. Menurunkan suhunya sampai 50 ºC.
Mengatur pH media sampai 7.Menutup beakerglass
dengan plastik kemudian mensterilkannya ke dalam Autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 ºC. Dari hasil
toge agar berbentuk semi padat sehingga toge agar termasuk media semi padat
-
KFL
berbahan laktosa sebanyak 5 gram. Menimbang daging sebanyak 30 gram,
lalu menumbuk
hingga halus. Mencampur daging dan laktosa kemudian dilarutkan dalam aquadest
hingga 600 ml. Didapatkan data pengamatan setelah dicampur berwarna bening. Memanaskan
sampai mendidih Didapatkan data pengamatan setelah dipanaskan berwana bening. kemudian
menyaringnya. Didapatkan data pengamatan setelah disaring berwarna kuning
keruh. Menambahkan indikator BTB sebanyak 1 tetes dan menghomogenkannya. Menurunkan
suhunya sampai 50 ºC. Mengatur pH media sampai 7. Menutup beakerglass dengan plastik kemudian
mensterilkannya ke dalam Autoklaf selama
20 menit pada suhu 121 ºC. Didapatkan data pengamatan setelah
sterilkan berwarna jernih. Dari hasil KFL berbentuk larutan sehingga KFL
termasuk media cair.
3.7.
Kesimpulan
- Teknik-teknik
pembuatan media yang dilakukan dalam percobaan adalah menimbang, mencampur
bahan, memanaskan bahan, menyaring dan sterilisasi.
- Kaldu
nutrisi dan KFL (kaldu fermentasi laktosa) termasuk media cair dan Nutrisi Agar
dan Toge agar termasuk media semi padat.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Kumalaningsih,
Sri, Nur Hidayat,1995.Mikrobiologi Hasil
Pertanian. Ikip Malang.
Malang
2.
Dwijoseputro,
D. 1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi. IKIP Malang. Jakarta
3.
(___,http//