BAB XI
MIKROBIOLOGI AIR
11.1.
Tujuan Praktikum
- Mengetahui
ada tidaknya mikroorganisme di dalam air sampel.
- Menghitung
indeks Nilai Pencemaran Biologis (IPB) dan menganalisa kualitas
air sampel
berdasarkan nilai IPB tersebut.
11.2.
Tinjauan
Pustaka
Mikrobiologi
adalah studi tentang mikroorganisme, yang uniseluler atau
sel-cluster organisme mikroskopis. Oleh karena itu
mikrobiologi air mengacu pada studi tentang mikroorganisme yang hidup di air,
atau yang dapat diangkat dari satu habitat yang lain dengan air.
Air
merupakan materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup membutuhkan air. Misalnya sel hidup, baik
hewan maupun tumbuhan, sebagian besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75%
isi sel tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel hewan. Dari sejumlah 40 juta mil-kubik
air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5%
(0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan
manusia. Karena dari jumlah 40 juta mil-kubik, 97% terdiri dari air laut dan
jenis air lain yang berkadar garam tinggi, 2,5% berbentuk salju dan es-abadi
yang dalam keadaan mencair baru dapat dipergunakan secara langsung oleh
manusia. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari, berbeda untuk setiap tempat
dan setiap tingkatan kehidupan. Biasanya semakin tinggi taraf kehidupan,
semakin meningkat pula jumlah kebutuhan air. Di Indonesia, berdasarkan catatan
dari Departemen Kesehatan, rata-rata keperluan air adalah 60 liter per kapita.
Fungsi media dapat berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan dan
meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat
berfungsi untuk mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan, sifat-sifat
biokimiawi mikroorganisme. Selain itu dalam laboratorium mikrobiologi
kedokteran dapat berfungsi untuk pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi
kuman dengan tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.
Air pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
-
Air permukaan, ada dipermukaan tanah atau pada lapisan
tanah bagian atas. Air ini tidak tersaring oleh lapisan tanah,
-
Air tanah, sebagai air resapan yang jauh dari
permukaan tanah. Air ini telah tersaring oleh lapisan tanah (yang porous) dan
terdapat pada lapisan yang dalam (beberapa puluh meter dari permukaan tanah).
Pada umumnya
air tanah dikatakan murni sebagai akibat penyaringan oleh
lapisan tanah diatasnya. Jumlah
mikrobianya sangat minim dan jika mengandung bakteri pada umumnya
bakteri-bakteri tersebut tidak berbahaya.
Air
permukaan pada umumnya sering tercemar oleh berbagai bahan. Bahan yang mencemari
dapat berupa zarah-zarah tanah, air saluran pembuangan, air limbah industry.
Kandungan air permukaan akan berbagi bahan organic dan berbagi mikrobia dapat
sangat tinggi. Bakteri-bakteri pathogen dalam air permukaan pada umumnya
bersumber dari tinja.
Seperti umumnya di dalam habitat/tempat lainnya, juga
kelompok mikroba yang didapatkan hidup di dalam air terdiri dari bakteria,
fungi, mikroalge, virus dan protozoa. Kelompok-kelompok tersebut, kehadirannya
di dalam air ada yang mendatangkan keuntungan, tetapi juga banyak yang
mendatangkan kerugian. Kelompok mikroba yang umum terdapat dalam di dalam air,
secara umum adalah:
a.
Bakteria
Umumnya
uniseluler atau sel tunggal, tidak mempunyai khlorofil, berkembangbiak dengan pembelahan
sel secara transversal atau biner. Hidup bebas secara kosmopolitan dimana-mana,
khususnya di udara, di tanah, di dalam air, pada bahan makanan, pada tubuh
manusia, hewan ataupun tanaman. Adapula yang hidup bersimbosis dengan jasad
hidup lain, baik hewan ataupun tanaman. Sifat hidupnya secara umum adalah
saprofitik pada sisa/buangan hewan ataupun tanaman yang sudah mati, tetapi
banyak juga yang parasitik pada hewan, manusia dan tanaman dengan menyebabkan
banyak jenis penyakit. Bakteria termasuk ke dalam divisi Schizophyta yang terbagi ke dalam beberapa kelas, antara lain
Pseudomonadales, Chlamydobacteriales, Eubacteriales, Actinomycetales,
Spirochaetales dan Rickettsiales.
Gambar 11.2.1 Bakteria
b. Alga
Biru-Hijau
Berbentuk
uniseluler, filamen yang sekeliling tubuhnya banyak diselimuti oleh lendir
(polisakarida), atau berbentuk koloni sederhana. Termasuk ke dalam kelompok
jasad foto sintetik, karena banyak mengandung khlorofil, di samping figmen
fikobilin (kebiiru-biruan) dan fukosantin (kecoklat-coklatan) dan fukoeritrin
(kemerah-merahan). Umumnya hidup di dalam air secara bebas, pada tanah yang
lembab, atau bersimbiosis dengan jasad lain, sejak paku-pakuan (Azolla) sampai
tanaman tinggi (Cassuarina). Termasuk divisi Cyanophyta dengan beberapa kelas antara lain: Chroococcales,
Nostoclaes, Stigonematales.
Gambar 11.2.2 Alga
biru-hijau
c.
Fungi
atau Jamur
Ada yang berbentuk uniseluler, tetapi umumnya
berbentuk filamen atau serat yang disebut hifa atau miselia. Beberapa jenis
dapat membentuk tubuh-buah, yaitu kumpulan massa hifa menyerupai jaringan (jaringan
semu). Tidak berkhlorofil, karenanya hidup secara saprofitik, beberapa
parasitik, hidup bebas atau bersimbiosis dengan jasad lain, baik dengan alge
(membentuk lumut kerak / Lichenes) ataupun dengan tanaman tinggi (mikoriza pada
akar anggrek). Hidup tersebar secara luas, kadang-kadang kosmpolitan. Baik di
udara, didalam tanah, di dalam air dan pada bahan-bahan lainnya, khususnya pada
bahan makanan. Termasuk ke dalam divisi Mycophyta
mempunyai banyak kelas, antara lain: Mucorales, Entomophthorales, Chytridiales,
Blastocladiales, Saprolegniales, Endomycetales, Saccharomycetales,
Aspergillales, Tremellales, Auriculariales, Ustillaginales, Agaricales,
Moniliales, dan sebagainya.
Gambar 11.2.3 Fungi
atau jaumur
d.
Alga
Hijau
Merupakan kelompok besar mikroalge, yang mempunyai
variasi bentuk dari uniseluler, koloni sederhana, filamen sampai ada yang sudah
berbentuk tubuh lengkap dengan bagian-bagian yang disebut akar, batang, daun
dan alat perkembangbiakan misal pada Nitella
dan Chara. Kehidupannya hampir
kosmopolitan, pada tanah, air dan bagian-bagian tertentu dari batang tanaman
ataupun hewan. Disamping yang hidup bebas, adapula yang hidup simbiosa dengan jamur membentuk lumut
kerak (Lichenes) dan Hydra. Banyak jenis bermanfaat dalam bidang bahan makanan
sebagai sumber protein (PST), makanan ikan dan “pembersih” air buangan yang
diperoses secara biologis (kolam oksidasi/stabilisasi).
Gambar 11.2.4 Alga
hijau
e.
Alga
Kersik atau Diatome
Bentuk uniseluler, kadang-kadang dua atau
lebih sel bergabung seperti koloni sederhana. Keistimewaan dari alge ini ialah
bahwa di dalam selnya terkandung senyawa silikat, sehingga manfaat yang paling
menonjol adalah berbentuk:
1.
Tanah
infusoria yaitu jebakan tanah yang mengandung kerangka diatome yang
kaya akan sumber silikat, dipergunakan
untuk campuran pembuatan bahan
peledak dan sistem saringan.
2.
Sel yang masih
hidup merupakan sumber makanan ikan di samping alge hijau
yang utama.
Gambar 11.2.5 Alga kersik atau diatome
f.
Protozoa
Adalah hewan mikroskopik berbentuk
uniseluler. Sampai sekarang telah dikenal, lebih dari 30.000 spesies, ada yang
bersifat pathogen, berperan penting di dalam simbiosa dengan Ruminantia,
sebagai mikroorganisma pada serangga, berperan di dalam proses mikrobiologi
tanah, mikrobiologi air, dan pengolahan buangan. Protozoa dapat dijumpai di
dalam banyak habitat, misalnya di dalam air kolam, air sungai, air yang
tergenang, lumpur, debu, tanah, tinja, juga di lautan.
Gambar 11.2.6 Protozoa
g.
Virus
Berdasarkan kepada pengamatan melalui
mikroskop electron brntuk virus terdiri dari beberapa macam : batang pendek,
batang panjang, bulat dan bentuk polyhedral. Ukuran virus lebih kecil dari
bakteri yang terkecil. Misalnya virus rata-rata mempunyai garis tengan antara
10-20 mµ dan panjang antara 20-400 mµ. Virus mosaic tembakau (TMV) terdiri dari
satu jenis asam nukleat (RNA) yang diselubungi oleh seludang protein sebagain
pelindung. Virus bakteri Coli (T fage atau Coli fage) terdiri atas dua bagian,
yaitu kepala berbentuk heksagonaldan bagian ekor.bagian kepala terdiri dari
bagian utama dan bagian pusat (DNA), sedang luar merupakan seludang protein
yang berfungsi sebagai pelindung. Bagian ekor berupa cerobong tertutup
dilengkapi pula dengan serabut ekor.
Gambar 11.2.7 Virus
Nilai Indeks Pencemaran
Biologis (IPB), ketentuan nilai atau kualitas air, dapat juga dilakukan
berdasarkan nilai Indeks Pencemaran Udara (IPB) atau BIP (Biological Indices of
Polution). Perhitungan ini didasarkan kepada perbandingan kehadiran mikroba
berkhlorofil (missal mikroalge) dan tanpa-khlorofil (missal bakteri dan jamur),
sehingga hasilnya berbentuk nilai indeks tersebut sesuai dengan rumus
Nilai IPB =
Dimana A: Kandungan mikroba berkhlorofil
B: Kandungan mikroba tanpa berkhlorofil
Dari nilai IPB yang didapatkan, akan
diketahui sampai berapa jauh kualitas air tersebut, yaitu:
Tabel 11.2.1 Nilai Air Berdasarkan Nilai IPB
Nilai IPB
|
Keadaan air
|
0
- 8
9 - 20
21
- 60
61 - 100
|
Bersih, Jernih
Tercemar Ringan
Tercemar
Tercemar Berat
|
11.3. Alat
dan Bahan
A.
Alat - alat yang digunakan :
- mikroskop
- tabung reaksi
- tabung durham
- incubator
- cawan petri
- kapas
- pipet volumetric
- colony
counter
- deckglass
- rak tabung reaksi
|
B.
Bahan - bahan yang digunakan :
-
sampel
air sungai
-
kaldu
nutrisi
-
KFL ( kaldu
fermentasi laktosa)
nutrisi
agar
|
11.4. Prosedur Percobaan
-
Menyediakan air sampel secukupnya
-
Melakukan
pengenceran dengan cara memipet 1 mL air sampel kemudian menambahkan 99 mL kaldu nutrisi steril,
disebut pengenceran 10-2
-
Mengambil 1
mL air sampel dari pengenceran 10-2 dan memasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi 9 mL kaldu nutrisi steril, disebut pengenceran 10-3.
Melakukan langkah yang sama hingga didapat pengenceran 10-7
-
Menyediakan
tiga tabung reaksi, memasukkan tabung durham terlebih dahulu
dengan mulut
tabung dibawah, kemudian mengisi masing - masing tabung reaksi dengan 1 mL
pengenceran 10-5 ditambah 9 ml KFL. Ketiga tabung disebut seri A
-
Melakukan
langkah yang sama untuk pengenceran 10-6 dan 10-7 yang
disebut seri B dan seri C
-
Menutup
tabung reaksi dengan kapas atau tissue dan menginkubasinya selama 24-48 jam dengan
suhu 37 ºC
-
Mengamati
tabung reaksi setelah 24 - 48 jam
-
Menuangkan
nutrisi agar steril pada cawan petri
-
Mengambil
pengenceran 10-6 atau 10-7 yang positif dan ditanamkan pada nutrisi agar
-
Menginkubasinya
selama 24 - 48 jam
-
Menghitung
jumlah mikroba / koloni yang berklorofil dan yang tidak berklorofil
-
Mengamati
mikroba secara makro dan mikro
-
Menghitung
nilai IPB - nya.
11.5. Pengamatan
Tabel 12.5.1 Data hasil pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
|
Setelah Pengenceran
Setelah inkubasi 24-48 jam
Inokulasi
pengenceran bernilai positif (+)
pada nutrisi agar
Setelah
inkubasi 24-48 jam
Setelah inkubasi 24-48 jam
|
- Warna
: bening
- Keadaan Larutan : tidak
berbau
- Pertumbuhan Mikroba : Belum ada
A. Pengenceran 10-5
- Jumlah
tabung (+) : 1
- Jumlah
tabung (-) : 2
- Warna :
keruh
kekuningan
- Keadaan Larutan
:
ada endapan,
berbau busuk
- Pertumbuhan mikroba : ada
pertumbuhan
mikroba
B. Pengenceran 10-6
- Jumlah
tabung (+) : 2
- Jumlah
tabung (-) : 1
- Warna
: keruh
kekuningan
- Keadaan
Larutan : ada endapan,
berbau busuk
- Pertumbuhan
mikroba : ada
pertumbuhan
mikroba
C. Pengenceran 10-7
- Jumlah
tabung (+) : 2
- Jumlah
tabung (-) : 1
- Warna
:
keruh
kekuningan
- Keadaan
larutan : ada endapan,
berbau busuk
- Pertumbuhan
mikroba : ada
pertumbuhan
mikroba
- Inokulasi
Pengenceran 10-7
- Warna : keruh
- Pertumbuhan mikroba : ada
pertumbuhan
mikroba
Pengenceran 10-7
A. Makro
- Warna : keruh
- Jumlah mikroba berklorofil : 23
- Mikroba tidak berklorofil : 65
B. Mikro
- Warna :
hitam
- Bentuk :
tidak beraturan
- Lensa obyektif :
10/0,25 x
- Lensa okuler : 10 x
- Perbesaran :
400 x
- Gambar :
|
11.6. Perhitungan
Perhitungan
nilai IPB
Kandungan
mikroba berklorofil (A) = 23
Kandungan
mikroba non klorofil (B)= 65
Nilai IPB =
B x 100
A + B
= 65 x 100
23 + 65
= 100,7 koloni
Jadi
nilai IPB adalah 100,7 masuk dalam kelas tercemar berat
11.7. Pembahasan
- Pada pengamatan dengan menggunkan pengenceran 10-5 didapatkan
1tabung positif ,
keadaan berwarna keruh kekuningan, terdapat endapan, berbau busuk, ada pertumbuhan mikroba.
- Pada pengamatan dengan menggunkan pengenceran 10-6
didapatkan 2 tabung
positif,
keadaan berwarna keruh kekuningan, terdapat endapan, berbau busuk, ada pertumbuhan mikroba.
- Pada pengamatan dengan menggunakan pengenceran 10-7
didapatkan 2 tabung
positif keadaan berwarna keruh kekuningan, terdapat endapan, berbau busuk, ada
pertumbuhan mikroba.
- Pada pengamatan secara makro didapatkan warna bakteri
yang keruh, 23 mikroba
berklorofil dan 65 miroba tidak
berklorofil. Pada pengamatan secara mikro didapatka bakteri berwarna hitam. dan
bentuk tidak beraturan.
11.8. Kesimpulan
- Dari hasil percobaan pengamatan menggunakan air sungai
ditemukannya mikroba
berwarna hitam dan bentuknya tidak beraturan.
- Didapatkan nilai IPB pada
air sampel tersebut adalah 100,7 menunjukkan
kualitas air
tersebut
tercemar berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar