BAB IV
PENANGKAPAN
MIKROORGANISME
4.1.
Tujuan
Percobaan
-
Untuk mendapatkan
mikroorganisme yang berasal dari udara, air tanah dan
telapak
tangan.
4.2.
Tinjauan
Pustaka
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang memiliki ukuran sangat
kecil, sehingga tidak dapat dilihat secara kasat mata atau harus menggunakan
alat bantu seperti mikroskop. Mikroorganisme terdapat di mana-mana, pada
sampah, makanan, air, tanah, udara, bahkan pada tubuh kita sendiri. Walaupun
kasat mata, mikroorganisme dapat diamati oleh manusia yaitu dengan menggunakan
media pertumbuhan.
Media pertumbuhan adalah
media yang akan memberikan tempat dan kondisi yang mendukung pertumbuhan
mikroorganisme. Potato Dextrose Agar (PDA) adalah suatu media
pertumbuhan yang umum dipergunakan karena terdapat kandungan kentang yaitu
sumber karbohidrat, sedangkan agar mengandung cukup air. Proses pembuatan PDA
memerlukan waktu yang lama karena perlu dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum
digunakan.
Sebelum melakukan
pengamatan pada mikroorganisme terlebih dahulu harus dilakukan penangkapan dan
pemeliharaan mikroorganisme. Penangkapan mikroorganisme dapat dilakukan dimana
saja dengan menggunakan media pertumbuhan seperti PDA, kemudian dilanjutkan
dengan inkubasi selama 24-48 jam. Hasil penangkapan tersebut dapat berupa koloni
bakteri ataupun koloni jamur.
Pada saat penangkapan,
akan terjaring berbagai jenis mikroorganisme sehingga akan tumbuh bersama-sama
atau tercampur pada media. Itulah sebabnya maka mikroorganisme yang dipelihara
dari hasil tangkapan tersebut dinamakan “piaraan campuran”. Suatu piaraan
campuran dapat digunakan untuk pengamatan morfologi koloni dan isolasi
mikroorganisme atau piaraan murni. Pada piaraan campuran dapat dibedakan antara
koloni jamur dengan koloni bakteri. Koloni jamur permukaannya kasar dan berbentuk
benang-benang, sedangkan koloni bakteri permukaannya licin mengkilap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme:
-
Suhu, tinggi
rendahnya suhu mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri dapat tumbuh
dalam rentang suhu minus 5 °C sampai 80 °C, tetapi bagaimanapun
juga setiap
species mempunyai rentang suhu yang pendek yang ditentukan oleh
sensitifitas
sistem enzimnya terhadap panas.
-
Derajat
keasaman (pH), pengaruh pH terhadap pertumbuhan tidak kalah pentingnya
dari pengaruh temperatur. Ada pH minimum, pH optimum, dan pH maksimum. Rentang
pH bagi pertumbuhan bakteri antara 4–9 dengan pH optimum 6,5–7,5. Jamur lebih
menyukai pH asam, rentang pH pertumbuhan jamur dari 1–9 dan pH optimumnya 4–6.
Selama pertumbuhan pH dapat berubah, naik atau turun, bergantung kepada
komposisi medium yang diuraikan. Bila ingin pH konstan selama pertumbuhan harus
diberikan larutan penyangga atau buffer yang sesuai dengan media dan jenis
mikroorganisme.
-
Kebutuhan
oksigen, oksigen tidak mutlak diperlukan mikroorganisme
karena ada juga kelompok yang tidak memerlukan oksigen bahkan oksigen merupakan
racun bagi pertumbuhan. Mikroorganisme terbagi atas empat kelompok berdasarkan kebutuhan
akan organisme, yaitu mikroorganisme aerob
yang memerlukan oksigen sebagai akseptor elektron dalam proses
respirasi. Mikroorganisme anaerob adalah
mikroorganisme yang tidak memerlukan O2
karena oksigen akan membentuk H2O2 yang bersifat
toksik dan meyebabkan kematian. Mikroorganisme anaerob tidak memiliki enzim
katalase yang dapat menguraikan H2O2 menjadi air dan
oksigen. Mikroorganisme fakultatif
anaerob adalah mikroorganisme yang tetap tumbuh dalam lingkungan
kelompok fakultatif anaerob. Mikroorganisme mikroaerofilik adalah mikroorganisme yang memerlukan oksigen dalam
jumlah terbatas karena jumlah oksigen yang berlebih akan menghambat kerja enzim
oksidatif dan menimbulkan kematian.
Ada
4 fase pertumbuhan mikroorganisme, yaitu :
1.
Fase
lag/adaptasi. Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu
medium, mula-mula akan mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan
kondisi lingkungan di sekitarnya. Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya:
-
Medium dan lingkungan pertumbuhan
Jika medium dan
lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan lingkungan sebelumnya, mungkin
tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi jika nutrient yang tersedia dan kondisi
lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian
untuk mensintesa enzim-enzim.
-
Jumlah inokulum
Jumlah awal sel
yang semakin tinggi akan mempercepat fase adaptasi. Fase adaptasi mungkin
berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya: (1) kultur dipindahkan dari
medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan nutriennya terbatas, (2) mutan
yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan komposisi sama
seperti sebelumnya.
2.
Fase
log/pertumbuhan eksponensial. Pada fase ini mikroba membelah
dengan cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada fase ini kecepatan
pertumbuhan sangat
dipengaruhi oleh
medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient,
juga kondisi
lingkungan termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroba
membutuhkan energi lebih banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur
paling sensitif terhadap keadaan lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan
populasi menurun dikarenakan nutrien di dalam medium sudah berkurang dan adanya
hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat
pertumbuhan
mikroba.
3.
Fase stationer.
Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama
dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil
karena sel tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena
kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda dengan
sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan
terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
4.
Fase kematian.
Pada
fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena beberapa
sebab yaitu nutrien di dalam medium sudah habis dan energi cadangan di dalam
sel habis.
Kurva
pertumbuhan mikroba:
Gambar
4.2.1 Kurva pertumbahan
4.3.
Alat dan Bahan
A. Alat - alat yang
digunakan
- bunchen
- batang pengaduk
- cawan petri
- deckglass
- Inkubator
- mikroskop
- preparat
- spatel bengkok
- kawat ose
- mistar/pengggaris
|
B. Bahan - bahan
yang digunakan :
- air
kran
- nutrisi
agar
|
4.4. Prosedur
Percobaan
A. Penangkapan mikroorganisme dari udara
- Sediakan nutrisi agar steril dalam cawan petri. Biarkan terbuka selama 30
menit.
Tutup
cawan petri. Tulis statusnya.
- Inkubasi
selama 24 - 48 jam dalam incubator pada suhu
30 °C (posisi cawan
petri
terbalik).
-
Amati
pertumbuhan mikroorganisme secara makro maupun mikroskopi
B. Penangkapan mikroorganisme dalam air tanah
-
Sediakan media nutrisi agar steril. Tutup cawan petri. Tulis statusnya.
-
Air
kran dibiarkan terbuka dengan aliran besar selama 1 - 2 menit, tutup
kembali, kemudian bakar mulut keran dengan
api spiritus.
-
Cawan
petri dibuka sedikit, teteskan sedikit air dari mulut kran yang sudah
dibakar, ratakan dengan spatel
bengkok, tutup cawan petri.
-
Inkubasi
selama 24 - 48 jam dalam inkubator pada suhu 30ºC (posisi cawan
petri terbalik).
-
Amati
pertumbuhan mikroorganisme secara makro maupun secara mikroskopi.
C.
Penangkapan mikroorganisme dari telapak
tangan
- Sediakan media nutrisi agar steril dalam
cawan petri. Tutup cawan petri. Bagi
cawan petri menjadi 4 bagian, tuliskan
statusnya dibalik cawan petri (bagian
1,2, 3 dan 4)
- Bagian 1, tempelkan
telapak tangan ibu jari sebelah kanan sebelum dicuci,
cawan petri dibuka sedikit.
- Bagian 2, tempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kanan setelah dicuci,
cawan petri dibuka sedikit.
- Bagian 3, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah
kiri sebelum dicuci,
cawan petri dibuka sedikit.
- Bagian 4, menempelkan telapak
ibu jari sebelah kiri setelah dicuci, cawan petri
dibuka sedikit.
- Inkubasi selama 24 - 48 jam
dalam inkubator pada suhu 30 ºC dengan (posisi
cawan petri terbalik)
- Amati
pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikroskopi.
4.5. Data pengamatan
A. Penangkapan
Mikroorganisme dari udara
Tabel. 4.5.1 Penangkapan
Mikroorganisme dari udara
Pengamatan Awal
|
Hari ke-
|
Pengamatan
Akhir
|
Keadaan awal
|
1
3
|
Keadaan Akhir : bening, padatan, tidak ada
mikroba
Pengamatan Makro
-
diameter terbesar : 0,3
cm
-
diameter terkecil : 0,1cm
-
warna koloni : putih,kuning
-
bau :
amis
-
dari atas :
bulatan
berbintik
-
dari samping : bulatan berbintik
-
dari tepi :
bulatan berbintik
Pengamatan Mikro
-
perbesaran : 10/0,25 ×
-
lensa obyektif : 10 ×
-
lensa okuler : 400 ×
-
gambar
-
bentuk : tidak berbentuk
-
warna : hitam
|
B. Penangkapan
mikroorganisme dari air tanah
Tabel.
4.5.2 Penangkapan mikroorganisme dari air
tanah
Pengamatan Awal
|
Hari ke-
|
Pengamatan
Akhir
|
Keadaan awal
|
1
3
|
Keadaan Akhir: bening, padatan, tidak ada
mikroba
Pengamatan Makro
- diameter terbesar : 0,3 cm
- diameter terkecil : 0,1 cm
- warna koloni : putih
- bau : amis
- dari atas : bulatan
banyak
- dari samping
: bulatan
- dari tepi : bulatan
Pengamatan Mikro
- perbesaran : 10/0,25 ×
- lensa obyektif : 10 ×
- lensa okuler
: 400 ×
- Gambar
- bentuk :
tidak berbentuk
- warna :
hitam
|
C. Penangkapan
mikroorganisme dari telapak tangan bagian I
Tabel.
4.5.3 Penangkapan mikroorganisme dari telapak
tangan bagian I
Pengamatan awal
|
Hari ke-
|
Pengamatan
Akhir
|
Keadaan awal
|
1
|
Keadaan akhir:
bening, padatan, tidak ada
mikroba
Pengamatan Makro
- diameter terbesar : 0,7 cm
- diameter terkeci :
0,05 cm
- warna koloni : putih,kuning
- bau : amis
- dari atas :
bulat
berbentuk
- dari samping : bulatan
- dari tepi : bulatan
Pengamatan Mikro
- perbesaran : 10/0,25 ×
- lensa obyektif :
10 ×
- lensa okuler :
400
×
- Gambar
-
bentuk :
tidak beraturan
- warna : abu-abu
|
D. Penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan
bagian II
Tabel.
4.5.4 Penangkapan mikroorganisme dari telapak
tangan bagian II
Pengamatan Awal
|
Hari ke-
|
Pengamatan
Akhir
|
Keadaan awal
|
1
3
|
Keadaan Akhir :
keruh, kekuningan,
padatan, tidak ada
mikroba
Pengamatan Makro
- diameter terbesar : 3,5
cm
- diameter terkecil :
0,5 cm
- warna koloni
: putih
- bau :
amis
- dari atas : bercak
- dari samping : bulatan
- dari tepi : bulatan
Pengamatan Mikro
- perbesaran :
10/0,25 ×
- lensa obyektif :
10 ×
- lensa okuler :
400 ×
- Gambar
bacillus
subtilus
- bentuk : memanjang
- warna : abu-abu
|
E. Penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan
bagian III
Tabel.
4.5.5 Penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan bagian III
Pengamatan Awal
|
Hari ke-
|
Pengamatan
Akhir
|
Keadaan Awal
|
1
3
|
Keadaan akhir :
padatan,
Pengamatan Makro
- diameter terbesar : 0,5 cm
- diameter terkecil : 0,001 cm
- warna koloni : putih
- bau : amis
- dari atas :
panjang bercabang
- dari samping : bulatan
Pengamatan Mikro
- perbesaran : 10/0,25×
- lensa obyektif :
10 ×
- lensa okuler : 400 ×
- Gambar
- bentuk : hitam
- warna : serupa batang
|
F. Penangkapan
mikroorganisme dari telapak tangan bagian IV
Tabel. 4.5.6 .
Penangkapan
mikroorganisme dari telapak tangan bagian IV
Pengamatan Awal
|
Hari ke-
|
Pengamatan
Akhir
|
Keadaan Awal
|
1
3
|
Keadaan akhir :
bening, padat,
tidak
ada mikroba
Pengamatan Makro
- diameter terbesar :
3,5 cm
- diameter terkecil :
0,01cm
- warna koloni : putih
- bau : amis
- dari atas :
bercak
- dari samping : panjang bercabang
- dari tepi : bulat
Pengamatan Mikro
- perbesaran :
10/0,25 ×
- lensa obyektif :
10 ×
- lensa okuler : 400 ×
- Gambar
|
|
|
- bentuk :
hitam
- warna :
tidak beraturan
|
4.6. Pembahasan
- Penangkapan
mikroorganisme udara pada hari ke 1 pengamatan akhir yaitu
bening, padatan, tidak ada mikroba.
- Penangkapan mikroorganismair tanah pada
hari ke 1 pengamatan akhir yaitu
bening, padatan, tidak ada mikroba.
-
Penangkapan mikroorganismedari telapak tangan bagian I pada hari ke 1
pengamatan akhir yaitu bening, padatan, tidak ada mikroba.
-
Penangkapan mikroorganismedari telapak tangan bagian II pada hari ke 1
pengamatan akhir yaitu keruh, kekuningan, padatan, tidak ada mikroba.
-
Penangkapan mikroorganismedari telapak tangan bagian III pada hari ke 1
pengamatan akhir yaitu padatan
-
Penangkapan mikroorganismedari telapak tangan bagian IV pada hari ke 1
pengamatan akhir yaitu bening, padatan, tidak ada mikroba.
4.7. Kesimpulan
- Dalam percobaan diatas dapat
diketahui pengamatan pada hari pertama tidak ada
Mikroba, berupa padatan dan
berwarna kuning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar